Senin, 07 Juni 2010

antara sabar dan mengeluh


Pada zaman dahulu ada seorang yang bernama Abul Hassan yang pergi haji di Baitul Haram. Diwaktu tawaf tiba-tiba ia melihat seorang wanita yang bersinar dan berseri wajahnya.
"Demi Allah, belum pernah aku melihat wajah secantik dan secerah wanita itu,tidak lain kerana itu pasti kerana tidak pernah risau dan bersedih hati."
Tiba-tiba wanita itu mendengar ucapan Abul Hassan lalu ia bertanya, "Apakah katamu hai saudaraku ? Demi Allah aku tetap terbelenggu oleh perasaan dukacita dan luka hati kerana risau, dan seorang pun yang menyekutuinya aku dalam hal ini."

Abu Hassan bertanya, "Bagaimana hal yang merisaukanmu ?"
Wanita itu menjawab, "Pada suatu hari ketika suamiku sedang menyembelih kambing korban, dan pada aku mempunyai dua orang anak yang sudah boleh bermain dan yang satu masih menyusu, dan ketika aku bangun untuk membuat makanan, tiba-tiba anakku yang agak besar berkata pada adiknya, "Hai adikku, sukakah aku tunjukkan padamu bagaimana ayah menyembelih kambing ?"
Jawab adiknya, "Baiklah kalau begitu ?"
Lalu disuruh adiknya baring dan disembelihkannya leher adiknya itu. Kemudian dia merasa ketakutan setelah melihat darah memancut keluar dan lari ke bukit yang mana di sana ia dimakan oleh serigala, lalu ayahnya pergi mencari anaknya itu sehingga mati kehausan dan ketika aku letakkan bayiku untuk keluar mencari suamiku, tiba-tiba bayiku merangkak menuju ke periuk yang berisi air panas, ditariknya periuk tersebut dan tumpahlah air panas terkena ke badannya habis melecur kulit badannya. Berita ini terdengar kepada anakku yang telah berkahwin dan tinggal di daerah lain, maka ia jatuh pengsan hingga sampai menuju ajalnya. Dan kini aku tinggal sebatang kara di antara mereka semua."

Lalu Abul Hassan bertanya, "Bagaimanakah kesabaranmu menghadapi semua musibah yang sangat hebat itu ?"
Wanita itu menjawab, "Tiada seorang pun yang dapat membedakan antara sabar dengan mengeluh melainkan ia menemukan di antara keduanya ada jalan yang berbeda. Adapun sabar dengan memperbaiki yang lahir, maka hal itu baik dan terpuji akibatnya. Dan adapun mengeluh, maka orangnya tidak mendapat ganti yakni sia-sia belaka."
Demikianlah cerita di atas, satu cerita yang dapat dijadikan tauladan di mana kesabaran sangat digalakkan oleh agama dan harus dimiliki oleh setiap orang yang mengaku beriman kepada Allah dalam setiap terkena musibah dan dugaan dari Allah. Kerana itu Rasulullah s.a.w bersabda dalam firman Allah dalam sebuah hadith Qudsi,:
" Tidak ada balasan bagi hamba-Ku yang Mukmin, jika Aku ambil keksaihnya dari ahli dunia kemudian ia sabar, melainkan syurga baginya."

Begitu juga mengeluh. Perbuatan ini sangat dikutuk oleh agama dan hukumnya haram. Kerana itu Rasulullah s.a.w bersabda,:
" Tiga macam daripada tanda kekafiran terhadap Allah, merobek baju, mengeluh dan menghina nasab orang."
Dan sabdanya pula, " Mengeluh itu termasuk kebiasaan Jahiliyyah, dan orang yang mengeluh, jika ia mati sebelum taubat, maka Allah akan memotongnya bagi pakaian dari wap api neraka." (Riwayat oleh Imam Majah)
Semoga kita dijadikan sebagai hamba Tuhan yang sabar dalam menghadapi segala musibah.

curhatan lalu...


...

Mmm

...

Dag tw apa mw tulis pertamanya.
Sebenarnya sy jengkel sama teman sy satu itu tapi sy tdk benar benar jengkel sm dia. Mungkin krn dia terlalu eksis sampe sy merasa dia merendahkan sy skali. Sakit ki sih rasanya tapi sy mencoba tuk acuhkan sj. Mau marah sm dy tp pasti dy ndak mau disalahkan atau akui salahnya. Sy merasa sudah jauh dari mereka sejak saat itu. Walaupun terjadi pertengkaran tapi semuanya sudah kelar.

Maaf kawan. Bukannya sy larangko kek gini tapi gmana di'. Atau nantilah kita liat lg kedepannya.

Huffff...
Sy jg tidak tw kenapa sy begini. Tidak usalah remehkan sy bahwa saya tidak gaul, tidak keren, memang sy gaptek, sy bodoh, saya tidak bisa akrab dgn orang, krn sya memang tidak bisa sesuai mau kalian.

Arrrrrggghhh.,
apa tong ini yg z tulis.
Huffff....
':(

Biarkan "Mereka" yang memberi judul

sekedar selingan dari akhir-akhir ini

saya rasa kalian menjauh
saya merasa pula saya yang menjauh dari kalian
maka dari itu lebih baik kalau kita sama-sama berjauhan

ketika saya ingin berbagi
kalian malah menjauh
ketika saya ingin menghibur kalian
kalian malah acuhkan
ketika saya ingin bersama kalian
kalian meninggal saya

sakit rasanya...
but mau diapa lagi...

entah apa, bagaimana, kenapa, mengapa......
saya merasa kita seperti orang yang tidak saling kenal
entah kenapa...
terasa kalain dekat tapi sebenarnya jauh
dan dari yang saya lihat
yaaaahhh memang kalian menjauhi say
baik lah kalau begitu

saya kangen dengan kalian
bercanda dengan kalian
tertawa bersama
saling cela-celaan

tapi sekejap rasa itu hilang
ketika kalian menjauh dariku (ahhh sa`du skali)

saya terkadang berfikir
saya benci dengan kalian
saya bosan dengan kalian

ingin menegur tapi
apa juga gunanya ditegur
tooh juga kalu ditegur tidak akan berubah ji..

biarkan saja ini berjalan sebagai mana mestinya..

laporan PENETAPAN KADAR AIR

Pembahasan
Kandungan air dalam suatu bahan perlu diketahui untuk menentukan zat-zat gizi yang terkandung dalam bahan pangan tersebut. Kadar air dalam pangan dapat diketahui dengan melakukan pemanasan terhadap bahan pangan yang ingin diketahui kandungan airnya. Penetapan kandungan air dapat dilakukan dengan beberapa cara. Pada percobaan penetapan kadar air dengan menggunakan metode oven biasa, pertama-tama bahan pangan dipanaskan pada suhu 100oC. Maka dari itu digunakan kacang tanah dan kacang kedelai sebagai sampel. Hal ini disebabkan kacang tanah dan kacang kedelai ini tahan atau stabil terhadap pemanasan yang agak tinggi. Untuk bahan-bahan yang tidak tahan panas, seperti bahan berkadar gula tinggi, minyak, daging, kecap, dan lain-lain pemanasan dilakukan dengan oven vakum dengan suhu yang lebih rendah. Biasanya pengeringan dilakukan tanpa pemanasan, bahan dimasukkan kedalam desikator dengan H2SO4 pekat sebagai pengering hingga mencapai berat yang konstan.
Pengeringan merupakan proses mengurangi kadar air bahan sampai batas dimana perkembangan mikroorganisme dan kegiatan enzim yang dapat menyebabkan pembusukan terhambat atau terhenti. Semakin banyak kadar air dalam suatu bahan, maka semakin cepat pembusukannya oleh mikroorganisme. Dengan demikian bahan yang dikeringkan dapat mempunyai waktu simpan yang lebih lama dan kandungan nutrisinya masih ada.
Adapun beras dipanaskan dengan menggunakan oven vakum karena di dalam beras terkandung sukrosa dan glukosa. Dimana sukrosa dan glukosa ini tidak tahan terhadap pemanasan yang tinggi. Karena pada pemansan yang tinggi sukrosa dan glukosa mudah menguap sehingga kandungan air yang terkandung dalam beras dapat berkurang sehingga hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan teori yang seharusnya. Sedangkan pada kacang tanah dan kacang kedelai tahan terhadap pemanasan yang tinggi sehingga kacang tanah dan kacang kedelai dipanaskan menggunakan oven biasa.
Pemanasan kacang tanah dan kacang kedelai dengan menggunakan oven biasa yaitu pada suhu 100oC, mengakibatkan penurunan berat pada sampel masing-masing. Misalnya pada kacang tanah yang mengalami penurunan berat sebesar 0,2847 gr. Begitupun dengan kacang kedelai yang mengalami penurunan berat sebesar 0,3780 gr. Hal ini membuktikan bahwa setelah pemanasan berkali-kali diperoleh penurunan berat yang menandakan bahwa kadar air yang dikandung oleh bahan/sampel menguap. Dengan menguapnya air pada bahan maka diperoleh berat kering dari bahan. Pengeringan merupakan proses mengurangi kadar air bahan sampai batas dimana perkembangan mikroorganisme dan kegiatan enzim yang dapat menyebabkan pembusukan terhambat atau terhenti. Semakin banyak kadar air dalam suatu bahan, maka semakin cepat pembusukannya oleh mikroorganisme. Dengan demikian bahan yang dikeringkan dapat mempunyai waktu simpan yang lebih lama dan kandungan nutrisinya masih ada.
Pada penentuan kadar air kacang kedelai, diperoleh persentase kadar airnya sekitar 7,56 – 8,17 %. Sedangkan pada kacang tanah didapatkan total persentase kadar airnya sekitar 5,64 – 5,98 %. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kacang kedelai memiliki kadar air yang lebih tinggi dibandingkan dengan persentase kadar air dari kacang tanah. Jumlah kadar air yang terdapat di dalam suatu bahan pangan sangat berpengaruh atas seluruh susunan persentase zat-zat gizi secara keseluruhan. Dengan diketahuinya kandungan airnya, maka dapat diketahui berat kering dari bahan tersebut yang biasanya konstan.
Untuk pemanasan pada kacang kedelai dengan menggunakan oven biasa diperoleh hasil berat bahan mula-mula bahan sebesar 5 gr. Setelah dikeringkan beberapa kali diperoleh hasil dengan berat bahan sebesar 4,6620 gr. Jadi kehilangan berat yang dialami kacang kedelai adalah sebesar 0,3780 gr. Setelsh dipanaskan kadar air yang diperoleh adalah sebesar 7,56%. Yang menunjukkan kandungan kadar air yang terkandung dalam kacang kedelai sebesar 7,56%.
Persen total solid yang diperoleh dari pembagian antara berat sampel yang telah dikeringkan dengan berat sampel sebelum dikeringkan, menunjukkan total persentase bahan tersebut setelah tidak mengandung air lagi. Akibat dari penguapan yang dilakukan dengan cara pemanasan. Perentase total solid dari kacang tanah adalah 94,35%, sedangkan pada kacang kedelai persentase total solidnya adalah 92,44%. Hal ini menunjukkan bahwa kacang kedelai telah menguapkan air yang lebih banyak daripada kacang tanah, atau dengan kata lain kacang kedelai memiliki kadar air yang lebih tinggi daripada kacang tanah.
Penentuan kadar air dari bahan-bahan yang kadar airnya tinggi dan mengandung senyawa-senyawa yang mudah menguap (Volatile) seperti sayuran dan susu, menggunakan destilasi dengan pelarut tertentu, misalnya toluena, xilol, dan heptana yang berat jenisnya lebih rendah daripada air. Contoh (sample) dimasukkan dalam tabung bola (Flask), kemudian dipanaskan. Air dan pelarut menguap, diembunkan, dan jatuh pada tabung Aufhauser yang berskala.air yang mempunyai berat jenis lebih besar ada dibagian bawah, sehingga jumlah air yang diuapkan dapat dilihat pada skala tabung Aufhouser tersebut.
Pada metode oven vakum, bahan pangan dipanaskan pada suhu di bawah 100oC. Maka dari itu, dalam penentuan kadar air beras dilakukan dengan metode oven. Beras mengandung glukosa dan sukrosa yang tidak stabil terhadap pemanasan yang tinggi. Pemanasan dengan suhu di 100oC, dapat mengakibatkan terjadinya pergerakan pada permukaan bahan.
Suatu bahan yang telah mengalami pengeringan ternyata lebih bersifat higroskopis daripada bahan asalnya. Oleh karena itu selama pendinginan sebelum penimbangan, bahan selalu ditempatkan dalam ruang tertutup yang kering misalnya dalam desikator atau eksikator yang telah diberi zat penyerap air. Penyerap air/uap air ini dapat menggunakan kapur aktif; asam sulfat; silica gel; aluminium oksida; kalium klorida; kalsium sulfat atau barium oksida.
Hanya kacang tanah dan kacang kedelai saja yang dipanaskan dengan menggunakan oven biasa. Adapun beras dipanaskan dengan menggunakan oven vakum karena di dalam beras terkandung sukrosa dan glukosa. Dimana sukrosa dan glukosa ini tidak tahan terhadap pemanasan yang tinggi. Karena pada pemansan yang tinggi sukrosa dan glukosa mudah menguap sehingga kandungan air yang terkandung dalam beras dapat berkurang sehingga hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan teori yang seharusnya. Sedangkan pada kacang tanah dan kacang kedelai tahan terhadap pemanasan yang tinggi sehingga kacang tanah dan kacang kedelai dipanaskan menggunakan oven biasa

laporan serealia : pembahasan

Pembahasan
A. Pengamatan Struktur dan Sifat Fisik
Pada percobaan struktur dan sifat fisik serealia dan kacang-kacangan dilakukan tiga pengamatan, yaitu pengamatan warna dan bentuk, ukuran, dan berat. Pada beras yang diamati berwarna putih ini dengan rata-rata panjang 6,62 mm, lebar 1,78 mm, dan tebal 1,7 mm menunjukkan beras tersebut dalam kondisi yang bagus dan layak konsumsi. Sebaliknya, bila beras mengalami perubahan warna, dan bau maka beras tersebut mengalami kerusakan. Perubahan warna yang terjadi tersebut disebabkan karena suhu yang tinggi dan kondisi [ada saat penyimpanan yang jelek dan bau yang timbulkan oleh beras yang mempunyai sifat organoleptik itu disebabkan oleh akumulasi dari gas-gas volatile seperti asetaldehid, aseton, metal ester, valeral dehid, hydrogensulfida dan ammonia. Beras yang mempunyai sifat organoleptik ini tidak layak untuk di konsumsi oleh masyarakat. Kacang tanah dan kacang kedelai berbentuk bulat. Kacang tanah berwarna coklat tanah dan mempunyai rata-rata ukuran panjang 12,44 mm, lebarnya 8 mm, dan tebalnya5,31. Sedangkan pada kacang kedelai berwarna krem kekuning-kuningan. Dengan ukuran rata-rata yang diamati panjangnya 7,24 mm , lebarnya 6,26 dan tebalnya 5,39. Pada kacangan-kacangan mempunyai potensial sebagai sumber zat gizi lain selain protein, yaitu mineral, vitamin B, karbohidrat kompleks dan serat makanan. Kacang-kacangan dapat menyumbang banyak protein dan zat gizi lain bagi masyarakat di negara maju dan negara berkembang. Karena kandungan seratnya tinggi, maka kacang-kacangan juga dapat dijadikan sumber serat. Dibandingkan dengan makanan berserat yang dewasa ini tersedia dalam bentuk makanan suplemen dengan berbagai merek dagang, sebenarnya kacang-kacangan juga dapat dijadikan sumber serat yang tidak kalah mutunya. Protein dalam tepung kacang-kacangan dapat memberikan sifat pengemulsi minyak yang baik, membentuk busa, membentuk gel, menangkap atau menahan air dan mempunyai warna dan bau yang dapat diterima.

B. Pengamatan Mutu
Pada percobaan pengamatan mutu, dilakukan lima pengamatan yaitu % kotoran, % kerusakan, densitas kamba, daya serap air pada suhu suhu 800C, dan rasio pengembangan. Pada pengamatan pertama yaitu persentase kotoran pada beras didapatkan hasil yaitu 0% dalam 25 gr. Tidak ditemukannya kotoran pada percobaan ini karena sampel bera yang diambil pada dasarnya beras yang kualitasnya bersih selain itu kecil kemungkinan mendapatkan kotoran pada beras yang hanya berukuran 25 gr. Pada pengamatan % kotoran pada kacang tanah didapatkan hasil yaitu 0,28% dalam 25 gr. Menunjukkan bahwa dalam kacang tanah tersebut memiliki kualitas yang kurang bagus karena terdapat benda asing atau kotoran, sebaiknya sebelum mengkonsumsi dibersihakan dahulu. Sedangkan pada pengamatan % kotoran pada kacang kedelai didapatkan hasil yaitu berat kotoran 0,16% gr dalam 25 gr kacang kedelai. Ini menunjukkan bahwa dalam kacang kedelai ada yang memiliki kualitas kacang yang tidak baik, karena masih terdapat kotoran atau benda asing, sehingga harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum dimasak jika ingin dikonsumsi.
Pada pengamatan persentase kerusakan pada beras didapatkan hasil yaitu 21,88% dalam 25 gr, pada kacang tanah adalah 37,16% dalam 25 gr dan pada kacang kedelai yaitu berat kerusakan 4,92% gr dalam 25 gr. Hal ini menunjukkan bahwa masih terdapat kerusakan pada sampel-sampel yang diujikan, dan kualitas pada sampel tersebut kurang baik tapi tidak mempengaruhi rasa dan bau dari pada sampel hanya bentuknya saja yang mengalami kerusakan.
Densitas kamba merupakan berat bahan dalam volume 100 mL. Densitas kamba beras yang dimasukkan dalam gelas ukur 100 mL adalah 0,8691gr/mL. Densitas kamba kacang tanah dalam volume 100 mL adalah 0,6516 gr/mL. Sedangkan densitas kamba kacang kedelai dalam volume 100 mL adalah 0,7325 gr/mL. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah per 100 ml bahan yang digunakan berbeda-beda ini dikarenakan ukuran berat dari suatu bahan berbeda-beda.
Pada pengamatan daya serap air pada suhu 80oC, setelah dipanaskan selama 20 menit pada suhu 80oC dari berat semula 69,08gr berubah menjadi 73,25gr. Sehingga daya serap airnya dihitung dengan rumus berat bahan setelah dimasak dikurang berat awal dibagi berat awal, 73,25 gr – 69,08gr dibagi 69,08 gr, hasilnya 0,06gr. Kacang tanah dengan berat awal 2,7gr, setelah dipanaskan 20 menit dengan suhu 80oC berubah menjadi 2,3865 gr.
Sehingga daya serap airnya adalah 2,3865 gr – 2,7 gr dibagi2,72 gr, yaitu -0,1161111. Sedangkan kacang kedelai dengan berat awal 2 gr, setelah dipanaskan selama 20 menit pada suhu 80oC adalah 2,24 gr. Pertambahan berat kacang kedelai ini 0,24 gr, sehingga daya serap airnya 2,24 gr – 2 gr dibagi 2 gr yaitu 0,12. Mengapa demikian karena terjadi kesalahan pada pengambilan sampel setelah proses pemasakan dilakukan.
Pada pengamatan rasio pengembangan, diperoleh hasil bahwa beras yang rata panjang awalnya 7,34 mm, setelah dipanaskan dan menyerap air berubah menjadi 8,4 mm. Sehingga rasio pengembangannya dihitung dengan rumus panjang bahan setelah dimasak dibagi panjang bahan awal, 8,4 mm dibagi 7,34 mm yaitu 1,144 mm. Kacang tanah yang panjang awalnya 1,41 mm setelah dimasak berubah menjadi 1,51 mm. Sehingga rasio pengembangannya adalah 1,51 mm dibagi 1,41 mm hasilnya 1,070922 mm.
Sedangkan pada kacang kedelai yang panjang awalnya 7,5 mm, setelah dimasak berubah menjadi 7,15 mm/ Sehingga rasio pengembangannya adalah 7,15 dibagi 7,5 hasilnya 0,9533. Berdasarkan hasil pengamatan diatas, dapat disimpulkan bahwa daya serap air mempengaruhi berat sampel dari berat awalnya. Dan dari ketiga sampel diatas yang paling cepat dan paling banyak menyerap air yaitu beras dan yang paling lama yaitu kacang kedelai.